Saturday, October 21, 2006

Nikmat yang tak terbantahkan

Sebuah refleksi diri ketika penantian begitu panjang.........Yap di awal-awal ramadhan niat hati ingin sekali menikmati suasana ramadhan di PONOROGO. Kata temen mau "shiam" sambil "tapa".....(he2x padahal bukan itu arti shiamtafa). Yap alasan utama ingin sekali refreshing sambil menemukan sesuatu yang baru setelah 7 bulan bergulat dalam pencarian kerja. Yap 7 bulan....

Akhirnya jadi juga ke jawa...sekalian menjenguk kakek nenek(ortu keduaku yang telah mendidikku dari umur 1- 18 tahun) yang sedang sakit. Rasa kangen tertumpahkan disuasana sejuknya ladang mangga, pisang, dan hamparan sawah dibelakang rumah...tapi sayang KEKERINGAN. Niat mau berlama-lama di jawa namun.....ada telphon yang memang ku tunggu......DR YUDHA HARKIT..............Tenang dan sabar ya git katanya.....


Yup akhirnya kuputuskan untuk pulang di pertengahan puasa kembali ke kota JAKARTA. 3 hari kemudian........akhirnya harapan itu seakan-akan muncul dengan sendirinya....."anda lulus dan silahkan tes kesehatan" katanya. Oh bagai hujan yang mengguyur ladang yang kering(kayak ladangku di jawa)..bres....Nikmatnya........Memang ramadhan penuh dengan berkah. 1...2...3....akhirnya test terlewatkan mulailah kehidupan baru didunia kerja bareng 3 seniorku dulu yang telah menjebloskan ku di....jalan....ORGANISASI yap m'qiqi...ilham dan m'putri.

2...3...4...hari terus berjibaku di dalam ruang bedah melihat orang "dimati surikan" karena memang jantung dan paru-paru benar-benar berhenti digantikan alat yang ku pegang ini ..heart lungs machine.... Oh sehat itu mahal sekali. Padahal hanya 1 pembuluh darah keci berukuran 3-5 cm bisa berharga 55 juta. OH Nikmat apalgi yang bisa ku bantah....ya Rabb.....Trima sujudku...Diri ini bagaikan debu yang siap engkau sapu ketika engkau murka. Namun hamba memohon...jadikan HambaMu ini bisa terus mengabdi kepadaMU....

MediaBox