Friday, March 21, 2008

Di Sebuah Refleksi Perjalanan Awal Transisi

Ya sore itu kita semua berkumpul disebuah mushola kecil didepan rumah. Sebuah obrolan kecilpun dimulai sambil mengenang masa lalu yang tak akan pernah terlupa. Nostalgia dan sebuah pertemuan yang dinanti setelah sekian lama tak bersua setelah sekian lama bertualang.

Sebuah obrolan dari masing2 orang dimushola tersebut merefleksikan setiap transisi yang sedang meraka alami.

.....Session one...
Seorang diantaranya menceritakan dimana setelah pasca kampus sepertinya segala cerita berubah. Dimana dulunya hidup di suasana yang serba idealis dimana segala sarana aktualisasi, sarana belajar, dan sarana berinteraksi begitu terbingkai dengan sisi religi berubah. Dimana kehidupan direalita masyarakat mengharuskan dirinya untuk “berakrobat” mencara jati diri kembali. Memang pembicaraannya lebih banyak terkait dengan sisi bagaimana dia mencari “segenggam nasi” minimal untuk dirinya. Ya berbekal dengan ilmu yang telah ditimba sekian lama, dimana dulu kuliah dipercepat nggak bisa dan kuliahpun tak tahu harus kemana dia implementasikan itu ilmu...karena bimbang katanya.... Ya “akrobat” kehidupanpun dilakukan. Semua sisi pekerjaan yang berkait dengan ilmunyapun dicoba, satu dua bulan keluar masuk karena nggak cocok.

Alhamdulillah akhirnya dapat pekerjaan dibelakang meja tapi terlalu pasif. Ya mungkin tak cocok dengan tipikalnya yang memang sedikit senang aktif “berjalan-jalan” menyebarkan virus-virus semangat dan ketrampilan individu dalam kehidupan. Ya akhirnya diputus kontrak juga setelah dievaluasi kinerjanya tak maksimal...ya akhirnya mencari pekerjaan lagi.......

.....Session two...
Nah kemudian teman yang satunya berkomentar...kesabaran dan keuletan” dirimu akan mengahsilkan sesuatu yang besar...terus berjuang kawan....

Sembari menarik nafas dalam, dirinya juga ikut bercerita bahwa dulu kehidupannya juga sama. Karena keinginan untuk segera menikah membuat dirinya keluar masuk ke pekerjaan baru untuk segera memenuhi pundi-pundi tabungan untuk modal menikah. Nah setelah menikah segala sesuatu berubah lagi. Tuntutan sekarang tak hanya dari diri sendiri, tapi dari istri, keluarga dan masyarakat. Nah akhirnya segala upaya dia lakukan termasuk memasuki sebuah pekerjaan yang dia tahu ”track record” managementnya jelek. Namun karena masa penantian pekerjaan yang lebih baik tak kunjung tiba, maka diambil peluang itu. Namun setelah 6 bulan bekerja..rasanya fisik tak kuat karena ternyata kerjanya serabutan tak jelas Job Deskripsinya, pokoknya segala sesuatu dilakukan dikantornya. Dan aktivitas bisa mobile terus untuk mengontrol beberapa area proyek kerja kantornya.

Nah akhirnya dia merasa seperti tak ada masa depan kalau diteruskan disini,.....akhirnya segala cara untuk loncat ke pekerjaan lainpun dilakukan...tapi ternyata pekerjaan yang lebih baikpun beluam ketangkap. Akhirnya kepikiran untuk pulang kampungpun terlintas. ...Huft....Berjuang bersama istri disana katanya??? Udah sumpek dijakarta.


....Session Three....
Kok kedua cerita tersebut diaminin oleh teman yang ketiga yang ada disitu. Dia sekarang menjadi seorang ayah yang berjibaku tiap harinya dari pagi sampai sore. Samapi-sampai ketemu si kecil(umur masih 7 bulan) sudah tidur. Rasa ingin bercandapun tak kunjung tiba dihari hectic day. So tinggal sabtu minggu yang membuat dirinya full day bersama keluarga. Dan hari tersebutpun tak bisa diganggu gugat lagi. Ya kata dia mungkin beginilah jalan cerita yang harus dilewati untuk mencari bekal kehidupan. Ya bekal kehidupan didunia dan akhirat.

....Next....
Dan diakhir obrolan tersebut dia menyimpilkan bahwa pasca kampus memang waktunya yang muda terus berakrobat menemukan kariernya yang tepat. Ada yang merasa tak kunjung ketemu ”track” yang tepat dalam waktu dekat dan ada juga yang langsung ketemu jalan kariernya sehingga bisa lebih memfokuskan skill dan ilmunya disana.

Kemudian transisi selanjutnya adalah berkeluarga, dimana suatu fitrah untuk menjawab tantangan psikologis, fisik, dan regenerasi. Dimana segala komponen individu dilebur dengan kedua belah pihak. Tak hanya sang istri dan suami tapi beserta keluarga besarnya. Disini akrobat pekerjaan akan semakin berat jika tak segera menemukan track recordnya. Kesabaran mungkin menjadi salah satu jawaban untuk melalui segala hal diawal pernikahan.

Nah transisi yang slanjutnya adalah kehidupan yang diamanahi seorang anak. Ya anak yang membuat orang tua tenang bahkan termotivasi untuk terus berbuat yang lebih baik lagi. Dan Jika kehidupan pekerjaan tak bisa dilakukan eskalasi, maka ya mungkin itu sudah menjadi beban tersendiri. Karena segala sesuatu harus dipikirkan dari banyak faktor.

Ya itu mungkinsedikit cerita dari 3 serangkai teman seperjuangan yang dulu pernah berpisah dan sekarang sedang berkupul untuk bersama-sama lagi.
Ya ketika memasuki masa libur panjang seperti esok hari maka semua kru Ruang Bedah (Dokter Bedah, Perfuionist, Anestesi, Perawat) bergembira.....





Dan Jadwal untuk On Call / Stand by di hari libur jadi rebutan tersendiri. Karena ya…libur…libur kan seharusnya bersma keluarga……So…





He2x liburan jadi rebutan….Ya Semoga Bisa Menjadi Berkah Liburannya Yap

MediaBox